hari ini sabtu, 6 pebruari 2016 lazis al haromain mengadakan pelatihan web di yayasan persyada Al Haromain yang berada di jalan ketintang barat I surabaya yang diikuti oleh perwakilan cabang tuban, cabang malang, cabang kediri dan cabang jombang.

kegiatan ini bertujuan untuk membekali para amil zakaty yang ada di cabang maupun di pusat untuk melek dunia web. sehingga diharapkan setelah pelatihan ini selesai seluruh cabang bisa melek web dan bisa up load semua kegiatan kegiatan yang diadakan oleh lazis al haromain.

 

Pendahuluan

Keprihatinan yang dalam akan kita rasakan, kalau kita melihat ulah generasi Islam saat ini (dari anak-anak sampai orang dewasa) yang cenderung liar dalam bermain musik atau bernyanyi. Mungkin mereka berkiblat kepada penyanyi atau kelompok musik terkenal yang umumnya memang bermental bejat dan bobrok serta tidak berpegang dengan nilai-nilai Islam. Atau mungkin juga, mereka cukup sulit atau jarang mendapatkan teladan permainan musik dan nyanyian yang Islami di tengah suasana hedonistik yang mendominasi kehidupan saat ini. Generasi Islam akhirnya cenderung membebek kepada para pemusik atau penyanyi sekuler yang sering mereka saksikan atau dengar di TV, radio, kaset, VCD, dan berbagai media lainnya.

Tidak terelakkan juga bahkan para pengajar, guru, ustad/ustadzah, mereka sebagian besar  juga terperosok kedalam gaya hidup sekuler tersebut.

Untuk memperjelas apakah sekuler itu mari kita ikuti pendapat para orang alim berikut:

Muhammad Quthb mengatakan sekulerisme adalah iqamatul hayati ‘ala ghayri asasin minad diin, artinya, mengatur kehidupan dengan tidak berasaskan agama (Islam). Atau dalam bahasa yang lebih tajam, sekulerisme menurut Taqiyuddin An-Nabhani adalah memisahkan agama dari segala urusan kehidupan (fashl ad-din an al-hayah) (An-Nabhani, 2001:25). Dengan demikian, sekulerisme sebenarnya tidak sekedar terwujud dalam pemisahan agama dari dunia politik, tetapi juga nampak dalam pemisahan agama dari urusan seni budaya, termasuk seni musik dan seni vokal (nyanyian).

 Standar hukum

Disisi lain Allah SWT. telah mengharamkan sesuatu dan semuanya telah disebutkan dalam Al-Qur`an maupun hadits Rasulullah saw. Allah SWT. menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk. Halal dan haram telah jelas. Rasulullah saw. bersabda:

­­­­“`Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya ada yang syubhat, manusia tidak banyak mengetahui. Siapa yang menjaga dari syubhat, maka selamatlah agama dan kehormatannya. Dan siapa yang jatuh pada syubhat, maka jatuh pada yang haram` (HR Bukhari dan Muslim).

Sehingga jelaslah semua urusan bagi umat Islam. Allah SWT. tidak membiarkan umat manusia hidup dalam kebingungan, semuanya telah diatur dalam Syariah Islam yang sangat jelas sebagaimana jelasnya matahari di siang hari. Oleh karena itu semua manusia harus komitmen pada Syari`ah Islam yang merupakan pedoman hidup mereka.

Mendengar dan mengajarkan nyanyian

Bernyanyi adalah sesuati aktifitas muamalah (diluar ibadah mahdloh) / Al Asyyaa’.  Hukum dasar pada sesuatu (muamalah) adalah halal (mubah). sesuai firman Allah SWT. : `Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu` (QS Al-Baqarah 29).

`Halal adalah sesuatu yang Allah halalkan dalam kitab-Nya. Dan haram adalah sesuatu yang Allah haramkan dalam kitab-Nya. Sedangkan yang Allah diamkan maka itu adalah sesuatu yang dima`afkan` (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Hakim )

Namun demikian jika sesuatu itu bisa melalaikan kita dari mengingat Alloh atau bahkan menjauhkan kita dari Alloh maka hukum tersebut menjadi Harom.

Hukum Melantunkan Nyanyian (Al-Ghina`/At-Taghanni)

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum menyanyi (al-ghina`/at-taghanni). Sebagian mengharamkan nyanyian dan sebagian lainnya menghalalkan. Masing-masing mempunyai dalilnya  sendiri-sendiri. Berikut sebagian dalil masing-masing, seperti diuraikan oleh Al-Ustadz Muhammad Al-Marzuq Bin Abdul Mu’min Al-Fallaty mengemukakan dalam kitabnya Saiful Qathi’i lin-Niza’ bab Fi Bayani Tahrimi Al-Ghina` wa Tahrim Istima’ Lahu (Musik. http://www.ashifnet.juga oleh Ustadz Abdurrahman Al-Baghdadi dalam bukunya Seni dalam Pandangan Islam (1991 : 27-38), dan Muhammad Asy-Syuwaiki dalam Al-Khalash wa Ikhtilaf An-Nas (t.t. : 97-101) :

 A. Dalil-Dalil Yang Mengharamkan Nyanyian :

a. Berdasarkan firman Allah dalam QS. Luqman : 6, artinya “Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna (lahwal hadits) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu ejekan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.”

Beberapa ulama menafsirkan maksud lahwal hadits ini sebagai nyanyian, musik atau lagu, di antaranya Al-Hasan, Al-Qurthubi, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud. Ayat-ayat lain yang dijadikan dalil pengharaman nyanyian adalah QS An-Najm : 59-61, dan QS Al-Isra` : 64 (Al-Jazairi, 1992 : 20-22).

b. Hadits Abu Malik Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya akan ada di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik (al-ma`azif).

c. Hadits Aisyah RA Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan nyanyian-nyanyian (qoynah) dan menjualbelikannya, mempelajarinya atau mendengar-kannya. Kemudian beliau membacakan ayat di atas.

d. Hadits dari Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda: “Nyanyian itu bisa menimbulkan nifaq, seperti air menumbuhkan kembang.”

e. Hadits dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda: Orang yang bernyanyi, maka Allah SWT mengutus padanya dua syaitan yang menunggangi dua pundaknya dan memukul-mukul tumitnya pada dada si penyanyi sampai dia berhenti.

f.  dll

 B. Dalil-Dalil Yang Menghalalkan Nyanyian :

a. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah: 87; artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.

b. Ulama Madinah dan lainnya, memberikan kemudahan pada nyanyian walaupun dengan gitar dan biola`. Juga diriwayatkan oleh Abu Manshur Al-Bagdadi As-Syafi`i dalam kitabnya bahwa Abdullah bin Ja`far menganggap bahwa nyanyi tidak apa-apa, bahkan membolehkan budak-budak wanita untuk menyanyi dan beliau sendiri mendengarkan alunan suaranya. Dan hal itu terjadi di masa khilafah Amirul Mukminin Ali ra. Begitu juga Abu Manshur meriwayatkan hal serupa pada Qodhi Syuraikh, Said bin Al Musayyib, Atho bin abi Ribah, Az-Zuhri dan Asy-Sya`bi.

Imam Al-Haramain dalam kitabnya, An-Nihayah dan Ibnu Abi Ad-Dunya yang menukil dari Al-Itsbaat Al-Muarikhiin; bahwa Abdullah bin Zubair memiliki budak-budak wanita dan gitar. Dan Ibnu Umar pernah kerumahnya ternyata disampingnya ada gitar , Ibnu Umar berkata:` Apa ini wahai sahabat Rasulullah saw. kemudian Ibnu Zubair mengambilkan untuknya, Ibnu Umar merenungi kemudian berkata:` Ini mizan Syami( alat musik) dari Syam?`. Berkata Ibnu Zubair:` Dengan ini akal seseorang bisa seimbang`. Dan diriwayatkan dari Ar-Rowayani dari Al-Qofaal bahwa madzhab Malik bin Anas membolehkan nyanyian dengan alat musik.

c. Ruba’i Binti Mu’awwidz Bin Afra berkata; “Nabi SAW mendatangi pesta perkawinanku, lalu beliau duduk di atas dipan seperti dudukmu denganku, lalu mulailah beberapa orang hamba perempuan kami memukul gendang dan mereka menyanyi dengan memuji orang yang mati syahid pada perang Badar. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka berkata;Di antara kita ada Nabi SAW yang mengetahui apa yang akan terjadi kemudian. Maka Nabi SAW bersabda : Tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi.

d. hadits A’isyah:
“Suatu ketika Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masuk ke bilik ‘Aisyah, sedang di sisinya ada dua orang hamba sahaya wanita yang masing-masing memukul rebana (dalam riwayat lain ia berkata: “…dan di sisi saya terdapat dua orang hamba sahaya yang sedang menyanyi.”), lalu Abu Bakar mencegah keduanya. Tetapi Rasulullah malah bersabda: “Biarkanlah mereka karena sesungguhnya masing-masing kaum memiliki hari raya, sedangkan hari raya kita adalah pada hari ini.” (HR. Bukhari)

 Dengan menelaah dalil-dalil tersebut di atas (dan dalil-dalil lainnya), akan nampak adanya kontradiksi satu dalil dengan dalil lainnya.  maka melakukan kompromi (jama’) di antara keduanya, bukan menolak salah satunya adalah pilihan terbaik daripada melakukan tarjih. Dalam hal ini Syaikh Muhammad Husain Abdullah menetapkan kaidah ushul fiqih :

Mengamalkan dua dalil walau pun hanya dari satu segi pengertian lebih utama daripada meninggalkan salah satunya.(Abdullah, 1995 : 390) Prinsip yang demikian itu dikarenakan pada dasarnya suatu dalil itu adalah untuk diamalkan, bukan untuk ditanggalkan (tak diamalkan). Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani menyatakan :

Al-ashlu fi ad-dalil al-I’mal laa al-ihmal Pada dasarnya dalil itu adalah untuk diamalkan, bukan untuk ditanggalkan. (An-Nabhani, 1994 : 239)

Atas dasar itu, kedua dalil yang seolah bertentangan di atas dapat dipahami sebagai berikut yaitu:

 bolehnya nyanyian pada tempat, kondisi, atau peristiwa tertentu yang dibolehkan  syara’, seperti pada hari raya. Atau dapat pula dipahami bahwa dalil yang mengharamkan menunjukkan keharaman nyanyian secara mutlak. Sedang dalil yang menghalalkan, menunjukkan bolehnya nyanyian secara muqayyad (ada batasan atau kriterianya) (Al-Baghdadi, 1991 : 63-64; Asy-Syuwaiki, t.t. : 102-103). Dari sini kita dapat memahami bahwa nyanyian ada yang diharamkan, dan ada yang dihalalkan. Nyanyian haram didasarkan pada dalil-dalil yang mengharamkan nyanyian, yaitu nyanyian yang disertai dengan kemaksiatan atau kemunkaran, baik berupa perkataan (qaul), perbuatan (fi’il), atau sarana (asy-yaa`), misalnya disertai khamr, zina, penampakan aurat, ikhtilath (campur baur pria dan wanita), atau syairnya yang bertentangan dengan syara, misalnya mengajak pacaran, mendukung pergaulan bebas, mempropagandakan sekulerisme, liberalisme, nasionalisme, dan sebagainya. Nyanyian halal didasarkan pada dalil-dalil yang menghalalkan, yaitu nyanyian yang kriterianya adalah bersih dari unsur kemaksiatan atau kemunkaran. Misalnya nyanyian yang syairnya memuji sifat-sifat Allah SWT, mendorong orang meneladani Rasul, mengajak taubat dari judi, mengajak menuntut ilmu, menceritakan keindahan alam semesta, dan semisalnya (Al-Baghdadi, 1991 : 64-65; Syuwaiki, t.t. : 103).

 Lagu yang boleh diajarkan dan didengarkan (dinikmati)

 Oleh karena itu bagi umat Islam khususnya para pemuda Islam, guru sekolah Islam(PG Islam,TK Islam, SD Islam, dan seterusnya) atau asatidz TPA yang mendengarkan dan mengajarkan nyanyian dan musik harus memperhatikan faktor-faktor berikut:  

1. Lirik Lagu yang Dilantunkan.

Hukum yang berkaitan dengan lirik ini adalah seperti hukum yang diberikan pada setiap ucapan dan ungkapan lainnya. Artinya, bila muatannya baik dan tidak merusak menurut syara`, maka hukumnya dibolehkan. Dan bila muatanya buruk dan membawa kerusakan menurut syara`, maka dilarang.

Bagaimana jika lagu itu membawa muatan baik, tapi juga membawa muatan buruk?  Ya , jika ini terjadi maka kaidah usul yang mengatakan bahwa:  menghindari kerusakan lebih diutamakan dari pada mengambil manfaat(tarkul mafasid muqoddamu ala jambil masholih) berlaku. Artinya kita mendahulukan menghindari kerusakan itu dengan menghindari untuk mengajarkan atau mendengarkan lagu tersebut. Contoh seperti lagu anak-anak, balonku ada lima. liriknya: membawa maslahat yaitu mengajarkan bilangan dan  warna. Mengandung mafsadat(kerusakan) yaitu mengajarkan anak cengeng dan cinta dunia ( karena hanya balon satu meletus maka hatinya sudah kacau). Maka lagu yang seperti ini harus di hindari dan mencari alternatif lagu lain yang bisa mengantarkan apa yang kita mau (pesan yang ingin kita sampaikan)dan tidak mengandung kerusakan.

2. Alat Musik yang Digunakan.

Sebagaimana telah diungkapkan di muka bahwa, hukum dasar yang berlaku dalam Islam adalah bahwa segala sesuatu pada dasarnya dibolehkan kecuali ada larangan yang jelas. Dengan ketentuan ini, maka alat-alat musik yang digunakan untuk mengiringi lirik nyanyian yang baik pada dasarnya dibolehkan. Sedangkan alat musik yang disepakati bolehnya oleh jumhur ulama adalah ad-dhuf (alat musik yang dipukul). Adapun alat musik yang diharamkan untuk mendengarkannya, para ulama berbeda pendapat satu sama lain. Satu hal yang disepakati ialah semua alat itu diharamkan jika melalaikan.

3. Cara Penampilan.

Harus dijaga cara penampilannya tetap terjaga dari hal-hal yang dilarang syara` seperti pengeksposan cinta birahi, seks, pornografi dan ikhtilath.

4. Akibat yang Ditimbulkan.

Walaupun sesuatu itu mubah, namun bila diduga kuat mengakibatkan hal-hal yang diharamkan seperti melalaikan shalat, munculnya ulah penonton yang tidak Islami sebagi respon langsung dan sejenisnya, maka sesuatu tersebut menjadi terlarang pula. Sesuai dengan kaidah Saddu Adz dzaroi` (menutup pintu kemaksiatan) .

5. Aspek Tasyabuh atau Keserupaan Dengan Orang Kafir.

Perangkat khusus, cara penyajian dan model khusus yang telah menjadi ciri kelompok pemusik tertentu yang jelas-jelas menyimpang dari garis Islam, harus dihindari agar tidak terperangkap dalam tasyabbuh dengan suatu kaum yang tidak dibenarkan. Rasulullah saw. bersabda:

`Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk mereka` (HR Ahmad dan Abu Dawud)

6. Orang yang menyanyikan.

Haram bagi kaum muslimin yang sengaja mendengarkan nyanyian dari wanita yang bukan muhrimnya. Sebagaimana firman Allah SWT.:

`Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik`(QS Al-Ahzaab 32)

Sebagai pendidik :

 – Arif dan Kreatif

Sebagai seorang pendidik kita (guru maupun orang tua) hendaknya bisa bersikap Arif. Kita manfaatkan lagu/nyanyian untuk mendidik anak-didik kita tetapi tetap pada koridor syariat. Kita tidak bisa menghindarkan diri 100% dari lagu. Karena bagaimanapun anak-anak suka pada lagu, bahkan kata sendiri juga sangat suka karena lagu itu memang indah untuk didengar dan nikmat untuk dilantunkan. Hanya harus dipilaih mana yang bisa kita ajarkan dan mana yang tidak sesuai dengan filter syariat. Ulama’-ulama’ terdahulu yang sholihpun menggunakan lagu untuk mengajarkan ilmu. Seperti nadloman-nadloman yang kita kenal adalah juga hasil dari kreatifitas para orang sholih terdahulu. Seperti saya sendiri masih teringat bagaimana dulu kang tukiman (ust saya di kampung) mengajarkan aqidah islam dengan cara kita diajarkan bernyanyi(nadloman) Aqidatul Awam. Walaupun kalau tidak hafal target hariannya kata dihukum dengan berdiri didepan. Tapi toh kami senang. karena asyik dengan lagunya. Jadi kita biasd memanfaatkan lagu sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu, tetapi tetap harus ada filter syariat.

 Kreatif

Jika ternyata kita akan menyampaikan suatu ilmu (pesan) dengan lagu namun ternyata tidak ada lagu yang bisa kita pakai yang sesuai dengan pesan yang kita inginkan bagaimana? Kita harus kreatif untuk menciptakan lagu sendiri atau paling tidak menggubah lagu yang ada dengan mengganti lirik yang ada kita sesuai ddengan yang kita inginkan.

 Penutup

Alhamdulillah, telah terang kiranya bagaiman hukum bernyanyi dan mengajarkan nyanyian. Sekarang tinggal bagaimana kita mengamalkan. Marilah pada penutup ini kita renungkangkan hadits dan firman Alloh berikut:

Hadits :  Al Ilmu bila ‘amalin ka sajarotin bila tsamarotin. Artinya:  ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah.

Firman Alloh:  wa man lam yahkum bima anzalalloh fa’ulaaika humul kafiruun.Artinya: barang siapa yang tidak berhukum selain hukum Alloh maka mereka adalah orang kafir

Firman Alloh: wa man lam yahkum bima anzalalloh fa’ulaaika humul fasiquun.Artinya: barang siapa yang tidak berhukum selain hukum Alloh maka mereka adalah orang fasiq

Firman Alloh: wa man lam yahkum bima anzalalloh fa’ulaaika humul dlolimuun.Artinya: barang siapa yang tidak berhukum selain hukum Alloh maka mereka adalah orang fasir

 Ya Alloh saksikanlah telah ku sampaikan semuanya.

 

Pertanyaan inilah yang sering terlontar atau kalau tidak mungkin mengganjal dalam benak sekian banyak orang.

Untuk menjawab ini, marilah kita berbincang –bincang sedikit dengan matematika yang katanya orang adalah basic of science. Khususnya dengan aljabar liner. Seperti yang ditulis Howard Anton dalam bukunya yang berjudul Liner Algebra

Disini akan bersama-sama kita bahas dengan bahasa yang lebih jelas dan memungkinkan orang yang tidak seberapa mendalami matematikapun bisa mengerti. Amiin

 

Pertama :Vektor dan Ruang Vektor.

 

Definisi I :

Jika n anggota N, maka disebut n bilangan terurut (ordeed n-tuple) adalah suatu barisan (a1, a2., a3, … an) . Himpunan yang terdiri daari semua n bilangan terurut disebut ruang –n atau dinotasikan dengan R­­­­­n

 

Definisi II 

Misalkan V suatu himpunan obyek yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian scalar real, Himpunan ini membentuk ruang vector jika untuk setiap U,V, W anggota V dan k, l bilangan real, berlaku:

 

1. U,V anggota V maka U + V  anggota V (tertutup/closed)

2. U + V = V + U

3. (A + B) + C = A + (B + C)

4. pada V terddapat 0 sehingga V + 0 = 0 + V = V , Untuk semua V anggota V

5. Untuk setiap V anggota V  terdapat –V anggota V  sehingga V + (-V) = (-V) + V = 0

6. k V anggota V

7. k (U + V ) = k (U) + k (V)

8. (k +l ) U = k U + lU

9. k ( l U ) = (kl) U

10. 1 U = U

 

Jadi jika ada himpunan bilangan terurut dan memenuhi 10 syarat diatas maka disebut dengan Ruang Vektor. Anggota dari ruang vector disebut dengan Vektor.

 

Contoh (2,3) adalah vector pada ruang vector R2 karena R2 adalah ruang vector (karena telah memenuhi 10 syarat pada definisi II) dan (2,3) adalah anggota dari R2

Merentang

 

Definisi III

W disebut kombinasi linear dari V1, V2, V3, … , Vn jika W = k1V1+ k2V2+ … knVn dengan k1, k2 , … kn scalar.

 

Definisi IV

Misalkan S adalah himpunan vektor-vektor pada ruang vector yang beranggotakan  V1, V2, V3, … , Vn , S dikatakan bebass linear jika k1V1+ k2V2+ … knVn = 0 hanya dipenuhi oleh k1 = k2 = … = kn = 0. Jika ada ki tidak 0 untuk i dari 0 sampai n maka S dikatakan tidak bebas linear.

 

Kedua : Basis dan Dimensi

 

Definisi V

Jika V  adalah ruang vector dan S adalah himpunan vector-vektor pada ruang vector V, S disebut Basis pada ruang vector V jika S bebas linear dan S merentang V.

 

Definisi VI

Dimensi dari suatu ruang vector berhingga V adalah banyaknya anggota suatu Basis pada ruang vector V  

 

 

Ketiga : Rn  adalah Ruang vector berdemensi n

 

Setelah kita mengenal ruang vector seperti definisi diatas maka kita bisa butikan bahwa Rn adalah ruang vector.

Untuk syarat 1,2,3 dengan mengambil sebarang vector pada Rn misalkan U= (u1, u2, u3, … un) , V= (v1, v2, v3, … vn) dan W =  (w1, w2, w3, … wn) maka 

1. U,V anggota V maka U + V  anggota R­n (tertutup/closed)

2. U + V = V + U

3. (A + B) + C = A + (B + C)

4. Vector nolnya  (0, 0, 0, … 0)

5. misalkan U= (u1, u2, u3, … un)  maka inversnya -U= (-u1, -u2, -u3, … -un) shg berlaku syarat no 5

Dengan mengambil sebarang scalar k maka berrlakuah syarat sebagai ruang vector no 6,7,8,9 terpenuhi

10. Unsur identitasnya adalah (1,1, 1, … 1)

 

Ok!  sahabat, Rn untuk sebarang n terhingga bisa kita buktikan bahwa ia adalah ruang vector. Berapa demensinya ?

Dengan definisi V dan VI dengan sedikit operasi matematika  akan kita dapatkan pada ruang vector Rn  berdemensi n. Artinya disini memungkin kita untuk menyebut berrrrapapun bilangan n itu. Dengan kata lain maka ada ruang vector yang berdimensi berapapun yang kita sebut untuk mengganti n

atau

R1 berdemensi 1, R2,berdemensi 2, R3,berdemensi 3, R4 berdemensi 4, R5 berdemensi 5, dst , R100 berdemensi 100, … R1000 berdemensi 1000 dst

 

Keempat : Kehidupan alam Manusia

Tentang kehidupan kita ini, dan keberadaan suatu benda dilihat dari eksistensinya maka seluruh benda yang dapat kita indera dengan panca indera akan terkait dengan  ketentuan ruang dan waktu. Ketentuan ruang maksudnya suatu benda (fakta yang terindera) bisa kita indera secara real jika fakta/benda itu berada pada ruang R3.(berdemensi 3)  Contoh meja. Kursi. Buku dan segala apa yang bisa kita lihat dan kita raba adalah benda di ruang R3 . Jika kaitkan dengan waktu, artinya suatu benda yang sama pada saat yang berbeda merupakan berada para ruang Ruang dan waktu ini bisa bisa kita pandang sebagai vector pada rung vector R4. pandang sebagai

 kalau kita nyatakan hanya berkutat pada R2, R3, maksimal pada R4

 

Keberadaan manusia pada koordinat (x,y,z,t) dengan x adalah posisi keberadaan kita pada sumbu X, y adalah keberadaan kita pada sumbu Y , z adalah keberadaan kita pada sumbu Z dan t adalah waktu yang selalu menyertai kita. Jadi keberadaan kita dan alam dunia ini sebenarnya berkutat pada ruang vector berdemensi 4 atau lebih jelasnya lagi pada  R4

Jika kita abaikan keberadaan waktu yang selalu menyertai kita maka berarti kita berada pada R3 .

Jika pada R3 kita proyeksikan pada bidang datar XY maka berarti berada pada  bidang datar  R2. dst. Kesimpulannya : Manusia dan apa yang nampak oleh panca indera kita tidak lebih berada pada ruang R4

 

Kemudian muncul pertanyaan besar pada kita  

  1. adakah penghuni R5 , R6 ,R7 Rn  ?
  2. Siapa yang menghuni R5 , R6 ,R7 Rn  ?
  3. Mengapa orang-orang barat tetap tidak percaya adanya alam selain alam dunia padahal mereka seperti HOWARD ANTON dalam Linear Algebranya meyakini bahkan bisa membuktikan eksistensi dari R5 , R6 ,R7 Rn   ?

Jawabnya adalah

  1. tentang adakah penghninya tentu kita lang sung bisa jawab pasti ada. Alasannya kita bisa menganalogkan bahwa jika pada alam berdemensi 3 atau 4 saja demikian banyak penghuni yang bisa kita saksikan. Seperti ada binatang, manusia, kursi, meja, dll tentu pada ruang yang dimensinya lebih besar akan lebih kompleks.
  2. tentang siapa penghuni alam tersebut ? kita tidak bisa memastikan dan merinci lebih jelas. Karena Alloh memberi keterbasan kita untuk menyaksikan, meraba merasakan, dll ( mengindera sesuatu hanya pada barang yang berada pada demensi maksimal 4. Maka sesuai kaidah berfikir bahwa berfikir adalah proses mengitkan fakta dengan fakta lain sehingga menimbulkan pemahaman baru maka siapa penghuni ruang berdemensi lebih dari 4 tersebut tidak bisa difikirkan. Karena sekali lagi syarat bahwa segala sesuatu bisa di fikikan adalah jika ada fakta yang terindera.
  3. Bagaimana menjawab pertanyaan itu tentu dengan iman kepada Alqur’an sebagai wahyu Alloh dalam Al qur’an. Surat AL Baqoroh: 3-4 “ yaitu orang-orang yang beriman kepada yang gaib dan mendirikan sholat dan dari sebagian rizki yang mereka terima mereka menafkahkan (menunaikan zakat)”  Dari uraian itu memang Alloh sudah mengabarkan kepada kita bahwa memang Alloh menciptakan Alam gaib dan penghuninya yaitu makhluk gaib seperti jin dan  malaikat. Tentang pada demensi berapa alam jin dan malaikat ?  itu tidak bisa di fikirkan yang jelas Al qur’an telah mengabarkan itu dan matematika juga mengamini akan hal itu.
  4. Mengapa orang-orang barat seperti howard Anton tidak meyakini adanya hal-hal yang gaib? Jawabnya adalah buken mereka tidak meyakini, karena dalam bukunya sendiri begitu jelas menjelaskan eksistensi ruang yang berdemensi lebih dari 4. Atau dengan kata lain ada alam lain yang selain alam yang kita huni saat ini. Tetapi kata kuncinya adalah seperti yang di jelaskan dalam surat Al BAqoroh atau di surat yasin  bahwa  : Hati mereka telah terkunci “mereka(orang-orang kafir) hatinya buta, tuli tidak bisa menerima kebenaran.

Wallohu A’lam

Buku matematika digital terbitan diknas untuk SD kelas 1, 2, 3 ,4, 5 dan 6, tersedia di blg kami. . Silahkan di download gratis di sini. Mengingat jika dari sumbernya, http://bse.diknas.co.id sangat susah untuk di download. Semoga bermanfaat. Jangan lupa sambil sebanyak mungkin sebut Asma Alloh dan sholawat ke hadirat junjungan kita rosululloh Muhammad sholallohu alaihi wasallam. agar lebih bermanfaat dan barokah.

Matematika SD kelas 6

Matematika SD kelas 5

Matematika SD kelas 4

Matematika SD kelas 3

Matematika SD kelas 2

Matematika SD Kelas 1A

Matematika SD Kelas 1B

Selain buku dari diknas di bawah ini ada Modul Insan Kamil.

Untuk modul Tematik SD Islam Insan Kamil Tuban yang disusun oleh asatidz pengampu kelas masing masing silahkan download di bawah ini dengan gratis.

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3 Term 1 tema denah

Kelas 3 Term 1 tema penduduk1

Kelas 3 Term 1 tema pasar

Kelas 3 Term 1 tema lingkungan-sehat

Maaf untuk modul kelas 1 dan 2 belum ngeling. Masih diperbaiki. Setelah selesai download jangan lupa tinggalkan pesan untuk kami dan baca hamdalah

Pam-t Pagi ini mengambil tema sholat khusyu’

Setelah ananda berkumpul di Masjid untuk berdzikir Asmaul husna, seperti biasanya setiap kamis pagi sebelum mumulai belajar di kelas ana menyampaikan beberapa cerita kepada aknak-anak. Pagi ini khusus tentang sholat nya rosululloh dan para sahabat.

Suatu ketika Sy. Abu bakar mengikuti sholat Rosululloh di belakang beliau. Beliau sholat 4 rokaat dan beliau setelah Al Fatihah membaca surat panjang dalam Al Qur’an. Rokaat pertama membaca surat Al Baqoroh, dan seterusnya sehingga beliau dalam empat rokaat telah membaca empat surat pertama dari Al Qur’an sebanyak enam juz.

Sy. Utsman sering menghatamkan Alqur’an dalam sekali sholatnya. Subhanalloh.

Mujahid pernah menceritakan bagaimana sholat sayidina Abu Bakar dan sayidina Abdulloh bin Zubair. Diceritakan bahwa Sy. Abdulloh Bin Zubair belajar sholat langsung kepada Sy. Abu Bakar dan Sy. AbuBakar lang sung belajar kepada Rosululloh.

Pernah suatu ketika Sy. Abd Bin Zubair sholat di dalam masjid dan ketika beliau ruku’ begitu khusyu’ dan lama sehingga ketika kejatuhan batu bata tembok masjid dan tepat mengenai antara tegkuk dan pundak beliau, beliau tidak bergeming sedikitpun dalam sholatnya seakan tdak merasa bahwa ada benda keras telah membentur tubuh beliau dengan keras.

Pada kesempatan yang lain beliau sy. Abdulloh Bin Zubair sholat di rumahnya dan di sampingnya ada putra belaiu yang masih kecil Sy. Hasyim yang sedang tidur. Ketika beliau sy. Abd. Bin Zubair sedang menikmati sholatnya yang khusyu’, entah tidak diketahui dari mana datangnya, ternyata ada ular yang masuk dan membelit tubuh sy. Hasyim. Kepanikan Istri dan seluruh isi rumah beserta para tetangga yang di sertai dengan teriakan-teriakan keras monta tolong sang istri tidak seakan tidak terdengar di telinga beliau yang waktu itu Sy. Hasyim berada di sebelah sy. Ibn Zubair yang sedang khusyu’ berdialog dengan sang kekasihnya dan Tuhannya.

Demikian sholat rosululloh dan para sahabat. Ketika berdiri untuk sholat beliau-beliau ini berdiri tegak seperti sebatang pohon yang tidak tegerak sedikitpun walaupn di terpa badai yang dahsyat. Mereka berdiri, ruku’ dan sujudnya lama sekali dan khusyu’. Semoga Alloh memberikan kepada kita kekuatan sehigga bisa meneladani mereka semua. Amiin

Assalaamu alaikm waroh matullohi wa barokatuh.

Saya sering ditanya oleh orang tua, Us anak-anak pakai buku apa? Terbitan apa? dll. Kami agak binging juga menjawab karena memang untuk memberi jawaban saya harus tahu dulu beberapa buku penerbit, dibandingkan dan kemudian memilih satu, sementara kami di Tuban tidak ada alernatif pilihan. Akhirnya kami menjawab: ” Sudahlah bu, buku apapun baik, setipa buku apsti punya kelebihan dan kekurangan. Ambil salah satu dan nantil kekurangannya akan kami tambah di sekolah”

Setelah kami ke surabaya dan bisa membandingakan beberapa buku maka memang benar, setiap buku punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Yang saling melengkapi. Tetapi tidak mungkin orang tua membelikan buku sekian banyak kepada anaknya.

Bertolah dari hal tersebut diatas maka akan kami berikan tips memilh buku matematika yang mungkin akan sangat membantu dan bermanfaat bagi ananda. dan kita semua

Pertama

Pilih buku yang secara konten  menyajikan materi yang urut.  Ini kami brikan pada no satu karena mengingat penting menyajikan materi secara urut dalam matematika. ternyata  buku yang tersebar  di pasaran banyak yang tidak memperhatikan ini.  Suatu contoh buku saya sendiri yang saya pegang. Pada  bab  1 operasi hitung  bilangan .  di sub 1 mengidentifikasi sifat operasi hitung yang isinya adalah sifat sifat operasi hitung pada bilangan. di sub 2 mengurutkan bilangan. ini kan terbalik mestinya bilangan itu di kenal dulu oleh anak, setelah itu baru sifat-sifatnya. materi Prasyaratnya itu mestinya didahulukan dan baru diikuti materi diatsnya.

Selain urut secara materi dengan mendahulukan materi prasyarat, juga usahakan memiih buku yan menyajikn satu materi dengan menyajikan hal yang sederhana kemudian ke secara tidak terasa menuju yang lebih kompleks(rumit)

Kedua.

Dari segi bahasa

Buku matematika yang baik selain materi harus runtut juga harus menggunaan bahasa matematika yang baku. Ini untuk melatih anak terbiasa dengan bahasa matematika, biasa menggunakan bahasa bahasa yang  tepat, yang tidak multitafsir sesuai dengan kaidah Jelas, tegas, tetap dan tepat. Kriteria ini sangat mudah dilihat, walaupun bukan seorang yang betul-betul fafham matematika. Karena ciri bahasa matematika yang khas. Kriteria ini sangat membantu ananda dalam memahami soal cerita.

Annda kelas 3, 4,5 bahkan sampai kelas 6 kebanyakan kesulitandalam pemahaman soal cerita. Ini bisa diminimalisir dengan jika kita menggunakan buku yang memperhatikan bahasa matematika ini.  Memanga tidak banyak yang memperhatikan kaidah ini karena dianggap kurang penting, atau memang penulis bukan dari sarjana matematika sehingga tidak kenal dengan bahasa yang biasa digunakan oleh orang matematika. Sebagai contoh buku yang saya pegang: Terbitan erlangga  4a hal 52 latihan 23 no 3 tertulis “Bibi mempunyai telur itik sebanyak 915 butir.” kalimat ini mestinya cukup bibi mempunyai telur itik 915. dst ini hanya contoh kecil. masih banyak contoh contoh kata yang kurang pas dengan kaidah pembuataqn kalimat matematika maupun kaidah pembuatan soal cerita dalam matematika yang masih muncul di buku-buku yang beredar.      

Ketiga

Tampilan buku: Pilih buku yang hurufnya cukup besar dan spasinya besar (jangan spasi 1)anak kita bisa membaca sambil melakukan aktifitas yang lain bagi anak-anak yang aktif, warnanya jreng (menyolok)  agar anak-anak kita tertarik dan senang untuk membacanya

pilih buku yang setip halamanya  hanya memuat  satu  materi.  Ini akan membuat ananda bisa mempelajari buku dengan santai namun detail. karena anak-anak dalam membaca sering terburu-buru. Ia sangant bernafsu untuk sesegaera mungkin membalik lembar demi lambar. Ia tidak peduli faham apa tidak apa yang mereka baca yang pnting selesai baca harus di balik.

Mungkin ini sedikit yang bisa saya berikan semoga bermanfaat. mohon komentar, kritik dan saran  dari para pembaca untuk bisa memperbaiki tulisan ini. Jazakumulloh khoiron katsir. assalaamu alaikim warohmatullohi wa barokatuh

Assalamu alaukum wr. wb.
Para pengunjung yang di rahmati Alloh, kali ini akan ana tulis cara membaca matematika. Walaupun bisa juga di pakai di lain disiplin ilmu, namun secara khusus naskah ini untuk membaca ilmu matematika dan derifatifnya. Kelemahan dari cara ini adalah lama (memakan banya waktu). Kadang kita membaca satu halaman buku matematika bisa satu atau dua pekan. Sehingga cara ini hanya efektif untuk membaca naskah yang bersifat “ilmu berat” bukan sekedar informatif dan tidak efektif untuk membaca cerita, novel, atau karya sastra yang lain.
Latar belakang
Latar belakang yang mendorong tulisan saya ini adalah bahwa karena melihat kemampuan anak didik saya sendiri yang kelihatannya berat di ilmu matematika. Saya berharap tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca, karena bisa jadi kasus yang saya hadapi juga antum hadapi baik ketika mengajari anak-anak, atau anak didik ketika di sekolah. Tentunya diukur dengan kemampuan anak-anak yang kita hadapi.
Alasan lain karena melihat kemampuan matematika Orang Indonesia yang memang memprihatinkan. Laporan bulan Pebruari kemarin kita (Indonesia) menduduki rengking 2 di asia tenggara dari bawah. (Tak usah tanya siapa yang paling rendah yaa). saya berharap dengan cara membaca yang bener bisa sedikit memberikan sumbangsih.
Mengapa ana beri nama math reading? Karena di telinga kita sudah akab dengan speed reading (cara membaca cepat, untuk membaca karya sastra, atau bacan-bacaan ringan lainnya).
Membaca adalah salah satu cara mendapatkan ilmu. Dengan membaca kita akan mendapatkan banyak ilmu. Akan tetapi jika salah cara membaca kita maka kemungkinan ilmu yang kita dapatkan juga salah(miss konsep) atau paling kita tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lelah dan waktu habis sia-sia.
Tips membaca matematika
Baca setiap kalimat dengan hati-hati dan diresapi.
Teliti setiap kata-kata(term) yang ada dalam kalimat yang kita baca. Kita pilih pilah mana yang undefine term, mana define term, mana aksioma dan mana yang teorema. Usahakan setiap define term kita temukan apa definisi dari kata atau istilah tersebut. Jika kita temukan dalam kalimat tersebut ada aksioma, dan teorema maka kita harus bisa menemukan bukti atas teorema tersebut.
Berikan sebanyak mungkin pertanyaan dari kalimat yang kita baca. dan kemudian jawablah pertanyaan tersebut.

Contoh: Jika kita memaca kalimat : “ Jajar genjang mempunyai empat sudut.
1. Baca setiap kalimat dengan hati-hati dan diresapi.

Bacalah dengan hatihati kalimat diatas. Cari hubungan antar kata pada kalimat tersebut. Apa hubungan Jajar genjang dengan sudut.
2. Teliti setiap kata-kata(term) yang ada dalam kalimat yang kita baca.
Dari kalimat contoh diatas jajar genjang adalah define term. Maka tugas kita sekarang definisikan apa itu jajar genjang? sampai “ketemu” undefined term.
Sudut adalah juga define term maka silahkan definisikan apa itu sudut? Cari referensinya.
“Jajar genjang mempunyai empat sudut” adalah aksioma. Maka pembaca harus berhenti sejenak dan memikirkan apa butinya Jajar gnjang mempuyai 4 sudut. Kalimat diatas tidak memuat teorema. Jika ada maka kita jua harus isa membuktikan teorema tersebut. Ini yang berat dan biasanya teorema besar hanya di sampikan di sekolah atas ata kampus. Di SD biasanya sampai definisi(define term) saja. Jika ada aksioma, paling hanya beberapa(sangat sedikit)
Berikan sebanyak mungkin pertanyaan dari kalimat yang kita baca. dan kemudian jawablah pertanyaan tersebut.
Contoh pertannyaan yang bisa kita ajukan:
Apakah persegi juga jajar genjang?
Apakah persegi panjang juga pesegi panjang? Dst.,
Tips diatas adalah tips yang singkat dan mudah walaupun tidak dipungkiri bahwa itu memerlukan banyak latihan. Seberapa trampil kita terapkan tips diatas sebesar itu pula yang bisa kita serap dari bacaan yang kita baca.

Ada pengalaman lucu ana tentang cara membaca ini, yaitu ketika ana masih kuliah di Univ. Negeri Malang, banyak dosenkqu yang mengatakan padaku dan teman-teman seangkatanku bahwa mahasiswa-mahasiswa sekarang banyak yang tidak bisa membaca. Saya merasa bingung atas kata-kata itu. Bagaimana mungkin belum bisa membaca koq bisa sampai kampus ini.
Setahun berlalu dari peristiwa itu dan ketika kami berdiskusi bersama di perpustakaan kami sepakat untuk membenarkan perkataan dosen kami Bpk Abdus Salam dan Bpk Rebo Hadisiswojo itu.

Demikian tulisan saya semoga bemanfaat. Mohon tanggapan, kritikan dll dr para pembaca.
Wassalaamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Beberapa tahun terakhir marak di kota-kota besar maupun kecil kursus-kursus “matematika” tentang cara berhitung dengan cepat. Mereka menghabiskan waktu untuk belajar berhitung cepat.
Kendati saat ini sudah ada alat-alat canggih untuk menyelesaikan perhitungan itu. sebutlah komputer, kalkulator, HP yang didalamnya juga ada kalkulator.
Jika kita berfikir kebelakang dari sejarahnya sebenarnya ilmu itu sudah di tinggalkan oleh pendahului kita beberapa puluh bahkan ratusan tahun yang silam. Taruhlah misalnya abakus atau yang lebih terkenal dengan sempoa adalah ilmu yang di kembangkan oleh orang-orang cina ratusan tahun silam karena mereka kesulitan dalam perhitungan dan belum ada alat yang bisa membantu pekerjaan mereka pada saat itu, sehingga diciptakan ilmu tersebut.
Sekarang karena sudah maraknya alat berhitung dan lebih canggih ( tidak hanya menghitung bilangan bulat) maka layak untuk ditanyakan :
1. Masih layakkah ilmu itu dipelajari dipandang dari sisi kemanfaatannya?
2.Jika dikorelasikan dengan matematika, apakah konsep itu masih sejalan ( tidak mengkabukan konsep matematika)?
3. Dari konsep efisiensi dan kemnfaatan lebih manfaat mana belajar hitung cepat dengan mengembangkan matematika murni yang sangat membantu kehidupan( seperti Fibonaci menciptakan deret fibonaci, Leibnitz menciptakan teori integral, pascal dengan segitiga pascalnya dll)?